Mungkin tak semua orang tahu kalau produk-produk sepeda lokal Indonesia sudah mampu menembus pasar ekspor ke banyak negara di dunia.
Sebut saja Polygon, merek debutan PT Insera Sena ini telah kurang lebih diproduksi sejak 20 tahun lalu di Sidoarjo Desa Wadungasih, Buduran Jawa Timur. Polygon telah melanglang buana setidaknya ke 30 negara.
Manager Promosi PT Insera Sena Peter Mulyadi mengatakan permintaan sepeda saat ini sangat tinggi termasuk di pasar ekspor maupun pasar lokal. Untuk pasar lokal, produsen sepeda mengaku kewalahan memenuhi permintaan.
"Kebutuhan pasar dalam negeri 4-5 juta per tahun, sekarang kalau di pabrik lokal hanya bisa penuhi 1 juta unit, ada 3 pabrik dan industri rumahan," kata Peter saat ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (19/2/2010).
Saat ini PT Insera Sena mampu memproduksi kurang lebih 550.000 sepeda per tahun, dari jumlah itu sebanyak 70% diekspor dan sisanya 30% untuk pasar lokal. Berbagai produk sepeda seperti Mountain Bike, Racing Bike, City Bike, BMX, Junior &Kids Bike dan special bike dibuat oleh kurang lebih 580 karyawan PT Insera.
"Kita ada rencana ekspansi menambah satu pabrik lagi, paling tidak bisa 1400 unit sepeda per hari atau lebih," katanya.
Sampai saat ini sepeda made in Sidoarjo itu setidaknya sudah melanglang ke 30 negara di dunia seperti Eropa antaralain Inggris, Jerman, Perancis, Spanyol, Australia, Swiss, Yunani, Denmark, Swedia, Finlandia, Norwegia, Rusia dan Polandia. Sedangkan di Benua Amerika antara lain di AS, Kanada, Costa Rica dan Argentina.
Untuk Benua Asia telah diekspor ke Jepang, Korea, Singapura dan Malaysia. Di Afrika sepeda Polygon juga dikirim ke Afrika Selatan dan Mauritius. Termasuk ke Australia, Selandia Baru dan Kepulauan Fiji.
"Selama ini pertumbuhan permintaan terus naik 20%," katanya.
Peter mengaku saat ini brand Polygon baru hanya dijual di beberapa negara saja seperti Malaysia, Thailand, Korea dan Australia sedangkan di Eropa sepeda buatan Sidoarjo ini diberi merek Scott, di Kanada bermerek Kona dan lain-lain.
"Yang kami jual harganya mulai dari Rp 1 juta-60 juta," katanya.
Ia mengaku, saat ini semua produknya telah mengandung 50-60% komponen lokal khususnya untuk rangka dan lain-lain. Sedangkan untuk gear, rantai, pengatur kecepatan masih harus diimpor dari negeri matahari terbit Jepang.