Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Hasyim Muzadi menilai pemberantasan korupsi melalui forum politik tak akan efektif. Forum politik bukan tempat untuk mengadu kebenaran, tapi seni mengatur kepentingan. "Makanya tak heran, ada orang yang pendapatnya tergantung pada 'pendapatan' yang diperolehnya," kata Hasyim.
Hasyim mengemukakan hal itu ketika menerima kunjungan sejumlah anggota DPR yang memelopori penggunaan hak angket terkait kasus Bank Century yang dikenal sebagai Tim 9 di kantor PBNU, Jakarta, Jumat (19/2). Mereka antara lain Maruarar Sirait, Bambang Soesetyo, Kurdi Mukri, Andi Rahmat, Chandra Tirta Wijaya, Akbar Faisal, dan Lily Wahid.
Jika ingin memberantas korupsi maka gerakannya harus bersifat menyeluruh dan dipimpin kepala negara yang dijalankan bertahap. Keberadaan Komisi Pemberantasan Korupsi dinilainya tak mampu memberantas korupsi karena terlalu kecil. "Ibarat silet untuk membabat hutan karena itu mau tidak mau akan tebang pilih karena menebang semua 'nggak mampu," katanya.
Belum lagi, lanjut Hasyim, berbagai tekanan harus dihadapi KPK mengingat kewenangan yang dimilikinya sedemikian besar hingga menjadi ancaman bagi pihak tertentu. Oleh karena itu, katanya, tidak mengherankan jika upaya yang dilakukan KPK menimbulkan rasa ketidakadilan karena koruptor kecil ditangkap sementara koruptor besar malah tak tersentuh.
"Jadi problem yang terjadi merupakan problem sistemik, bukan hanya masalah 'leadership' atau moral politik," katanya. Terkait kasus Century yang ditangani Panitia Angket DPR, Hasyim yang akan berangkat umroh menyatakan, selama berada di Tanah Suci Mekah nanti ia akan mendoakan agar kasus itu cepat selesai dengan kebenaran sebagai pemenang.