masih inget gak gan tragedi Ratu Jaya tahun 1993 yang kretanya sampe naek ke atas,ane masih inget waktu itu ane masi kelas 1 SD gan
(Selasa, 2 November 1993) dua buah Kereta Rel Listrik (KRL) yang sarat penumpang bertabrakan di Depok. Berikut ini kutipan berita yang
disiarkan BBC-Indonesia,dimonitor di Brisbane pada hari Selasa, 2 November 1993, jam 11.15 malam.
Kedua KRL tersebut adalah dari arah Bogor ke Jakarta dan dari Jakarta ke Bogor.Penumpangnya rata-rata mahasiswa dan karyawan. Menurut dua wartawan Suara Karya yang dihubungi BBC-Indonesia, diperkirakan kebanyakan mahasiswa yang menumpang salah satu KRL tersebut adalah mahasiswa UI dan Sekolah Tinggi Komputer Gunadarma. Sampai tadi malam, jumlah korban yang tewas adalah sebanyak 17 orang, sementara 223 lain luka berat dan ringan. Diperkirakan jumlah total korban akan terus meningkat. Para korban kini dirawat di berbagai rumah sakit, antara lain R.S. Bhakti Yudha Depok, R.S. Fatmawati Jakarta, dan RSCM.
Musibah ini diperkirakan terjadi karena kesalahan manusia. Slamet, petugas
PJKA (sekarang PTKA) yang mengatur perjalanan K.A. di stasiun Depok dikabarkan memberangkatkan KRL dari arah Depok tanpa terlebih dahulu memperoleh berita dari stasiun
Citayam. Sebetulnya ia ragu-ragu sebelumnya, tetapi tetap diberangkatkan.
Akibatnya dua buah KRL melaju dari arah yang berlawanan di satu rel, dan
tabrakan dahsyat terjadi. Menurut wartawan Suara Karya, kebanyakan penumpang
yang tewas adalah mereka yang menumpang KRL jurusan Depok - Jakarta.
Sampai jam 6 sore kemarin semua korban telah berhasil dibebaskan dari
rongsokan badan KAL. Terakhir yang dibebaskan adalah seorang penumpang
di kabin depan.
- Quote :
- Cerita Saksi (Mochamad Isa)
Saya dulu masih tingkat 2 kuliah di depok saat mau mid smester.
Kejadiannya tanggal 3 Nopember 1993 kurang lebih pukul 7.30
Naik KRL dari Bogor Pukul 07.05. Tidak seperti biasanya saya dapet duduk di gerbong 1 tepat dibelakang kabin masinis. Bangku untuk 2 orang dipakai oleh bertiga bersama 2 teman saya plus puluhan teman saya yang berdiri.
Salah satu teman iseng mengatakan “Woi Sa, hati2 lu didepan tabrakan”.
Dalam perjalanan entah kenapa kita ngobrol tentang tabrakan KA bintaro dan tidak seperti biasanya KRL tsb larinya cukup kenceng (biasanya langsam), kira 80 km/jam lah
Sampai di Citayem, biasanya itu KRL silang dulu atau nunggu sampai KRL dari Depok datang, namun saat itu tidak ada silang dan KRL melaju kembali dengan keceptan tinggi.
Begitu mau masuk Ratujaya sebelumnya kan ada tikungan, tiba2 pintu kabin masinis terbuka dan berhamburan orang. Saya pikir diusirin Polsuska, eh orang terakhir teriak “KERETA DIDEPAN.. KERETA DIDEPAN!!!””. Spontanlah pegangan tiang dan counting down, karena gak bisa kemana2 lagi sehubungan depan udah pantat orang mulu. Saat tumbukannya saya udah gak inget apa2 lagi.
Saya hanya ingat setelah tabrakan loncat dari KRL dan masuk Parit (setau saya parit ada disebelah kiri arah jakarta) dan kaget begitu melihat KRL ada 2 warna dan salah satunya “berdiri” (kebelah dua, seperti attachment) dimana 2 bogienya terlepas kurang lebih 3 meteran dari Rel dan gerbong 1&2 rusak parah (KRL dari depok KL382XXX), sedangkan gerbong 3 dst keliatannya sih masih utuh. Untuk KRL yg saya tumpangi adalah KRL stainless Nippon Sharyo th 86 (KL3-86XXX) dimana yang saya liat semua sambungan jadi satu dengan gerbong yang lain. Ada untungnya juga sarat penumpang sehingga saya masih ada sampai sekarang. Untuk korban ada yg dilarikan ke RS Bhakti Yudha depok termasuk saya, ada yg ke Fatmawati dan ke RS Cipto. Kejadian sekali2 nya seumur hidup kepala dijahit tanpa dibius.
Ada kejadian yg buat lucu atau malah menjengkelkan. Saat dirumah sakit setelah ditanya macam2 oleh seorang Ibu setengah baya lalu saya tanya balik, “emang Ibu cari siapa?” dengan santainya si Ibu itu menjawab “Ah enggak, Ibu sih penduduk sini, seneng aja liat kayak ginian”… Ya Allah, pengen nonjok tapi gak bisa ngapa2in.