Petinggi Golkar menyuruh seluruh kadernya meninggalkan Nasional Demokrat (Nasdem). Golkar dinilai merasa tersaingi dengan keberadaan Nasdem. Persaingan ini pun dinilai kelanjutan dari pemilihan Ketum Golkar di Riau beberapa waktu lalu, dimana kubu Aburizal Bakrie bersaing dengan kubu Surya Paloh.
"Ini kelanjutan dari persaingan Ketum Golkar di Pekanbaru waktu itu," ujar pengamat politik M Qodari kepada detikcom, Rabu (26/5/2010).
Seperti diketahui setelah kekalahannya menjadi Ketum Golkar, Surya Paloh (SP) kemudian mendirikan Ormas Nasdem. Sejumlah kader Golkar bergabung di dalamnya.
Menurut SP, Nasdem memang ormas, bukan partai politik. Tapi Qodari menilai besar kemungkinan Nasdem akan berkembang menjadi partai politik. Hal ini sangat mungkin, karena para pendukungnya memiliki sumber daya dan kemampuan finansial untuk membentuk partai politik.
"Nasdem tidak murni ormas, berbeda sekali jika dibandingkan dengan NU atau Muhammadiyah," terangnya.
Lebih lanjut Qodari menegaskan, wajar jika Golkar merasa khawatir pada kader-kadernya yang berada di Nasdem. Salah satu ketakutan ini adalah menggunakan jaringan Partai Golkar dan komunikasi antar personal untuk mengembangkan Nasdem.
"Jika Nasdem jadi Parpol, tentu jaringan yang pertama kali dipakai adalah jaringan kader-kader Golkar ini," bebernya.