Whooila!
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Whooila!

Whooila! adalah tempat ngobrol santai
 
IndeksIndeks  Latest imagesLatest images  PendaftaranPendaftaran  Login  
Belum terdaftar di Forum Whooila! [Daftar Sekarang!!] // Mau Liat yang aneh-aneh?? Klik Disini!!

Bagikan
Share | 
 

 Mengasah Jiwa Entrepreneur - [Whooila!]

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down 
PengirimMessage
belomAda
[V.I.P Member]
belomAda

Jumlah posting : 140
Points : 11032
Reputation : 0
Join date : 19.02.10

Mengasah Jiwa Entrepreneur Vide
PostSubyek: Mengasah Jiwa Entrepreneur   Mengasah Jiwa Entrepreneur EmptyWed Mar 17, 2010 9:32 pm

Oleh: Pratama Puji

Entrepreneurship itu bukan gawan bayi (bawaan lahir),
tetapi harus diciptakan olah orang itu sendiri.

Pendapat diatas disampaikan oleh Adi Ekopriono (Asisten Direktur Suara Merdeka) pada saat kunjungan company visit di Kantor Percetakan Jalan Kaligawe, Semarang. Tak rugi rasanya saya dapat mengikuti kegiatan yang diadakan AIESEC dan berkolaborasi dengan HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Semarang ini. Walaupun capek dan berangkat sendiri dari Kota Pekalongan, namun ilmu dan relasi saya dapat cukup bermanfaat. Dalam kegiatan yang mengangkat isu tentang entrepreneurship ini, juga didatangkan perwakilan dari mahasiswa Taiwan dan China yang masih mengikuti program exchange di Indonesia. Mereka dengan ramah dan kocak bercerita tentang kewirausahaan di negara masing-masing.

Kembali ke pendapat di atas, boleh setuju atau tidak, namun saya secara pribadi membenarkan pendapat tersebut. Terkadang kita tidak maju karena persepsi negatif lingkungan seperti bakat pengusaha cuma milik golongan atau suku tertentu, pengusaha adalah keturunan orang tua, pengusaha harus punya modal banyak, dan masih banyak lagi. Itu adalah ”vonis diri” yang justru menghalangi kita untuk berkembang. Padahal kunci menjadi pengusaha adalah kemauan mencoba dan bekerja keras dari diri kita sendiri. Mau kita orang Indonesia, Jerman, Jepang, China, semuanya punya jiwa menjadi entrepreneur”. Jiwa tersebut sebenarnya sudah ada, tinggal kita mau mengembangkannya atau tidak”, lanjut Pak Adi dalam pemaparannya.

Masih dalam rangkaian kegiatan tersebut, seteleh kunjungan ke Suara Merdeka, kami rombongan satu bis melanjutkan perjalanan ke peternakan lele dan durian di daerah Mijen. Sambutan hangat kami dapatkan karena warga desa sangat welcome ketika kami datang. Pemilik peternakan tersebut adalah seorang pengusaha muda yang tergabung dalam HIPMI, usianya baru 24 tahun. Dari perkenalannya kami tahu bahwa beliau pernah tidak lulus kuliah, namun pemikiran dan actionnya mengalahkan seorang sarjana seperti saya. Kata beliau, ”Kalau orang desa yang tidak sekolah seperti kami, melihat lahan kosong yang becek pasti langsung kami garap. Nah kalau sarjana, melihat lahan kosong becek bisa berdiskusi dulu berjam-jam”, wah ternyata benar juga ya. Kelompok Tani di Desa Polaman ini, mempunyai suatu cita-cita untuk menjadikan desa mereka sebagai desa wisata agro, dengan durian sebagai produk unggulannya. ”Banyak generasi ongkang-ongkang di zaman sekarang, pengennya hidup nyaman, jadi pegawai, mendapat gaji banyak dan pensiunan di hari tua. Namun kontribusi mereka dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat masih kurang. Mereka hanya berbicara rasa nasionalisme dalam bentuk demonstrasi dan diskusi, belum ada tindakan nyata”. Saya yang mendengar penjelasan tersebut jadi kaget dan merasa tersindir. Benar memang, terkadang kita lupa bahwa masih banyak orang yang membutuhkan di sekitar kita, membuka lapangan kerja dan mengangkat hajat hidup orang banyak bukan cuma tanggung jawab pemerintah saja, namun tugas kita bersama.

Setelah menempuh perjalanan setengah jam lebih akhirnya rombongan sampai di kunjungan terakhir, di sebuah cafe yang teletak di Kawasan Elite Rinjani Semarang. Pemilik cafe ini adalah anak muda. Saya tebak usianya tak lebih dari 30 tahun. Jujur saya kagum terhadap mereka yang bisa mengembangkan usaha di usia yang masih relatif muda. Mereka berani mengambil resiko, mengembangkan kreativitas, berinovasi mengembangkan produk, dan senantiasa mencari tantangan-tantangan baru. Salute. Setelah maghrib, saya pun harus menyudahi perjalanan hari ini untuk kembali ke kota asal. Tak lupa, pesan dari seorang peserta kepada saya ”Mas, anda beruntung dalam usia sekarang sudah diterima menjadi pegawai. Namun, jangan lupa teruslah asah jiwa entrepreneurmu dengan membuka usaha sebagai asset masa depan”. Saya pun menganggukkan kepala. Benar-benar pengalaman yang Luar Biasa. Salam Sukses!
Kembali Ke Atas Go down
 

Mengasah Jiwa Entrepreneur

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Whooila! :: Bla Bla Bla :: Warung Kopi-


Free forum | ©phpBB | Free forum support | Report an abuse | Latest discussions