(Foto: theinsider)Houston,Acara lomba menurunkan berat badan di televisi 'The Biggest Loser'
ternyata menimbulkan kontroversi. Para dokter dan ahli gizi berpikir
bahwa acara ini hanya berfokus pada kompetisi penurunan berat badan dan
bisa menimbulkan bahaya.
"Acara ini membawa orang-orang yang tidak aktif dan tidak dalam kondisi
baik untuk segera menurunkan berat badannya secara drastis, hal ini
bisa menimbulkan stres pada diri peserta," ujar Carol Wolin-Riklin,
seorang koordinator gizi dari University of Texas Medical School di
Houston, seperti dikutip dari
LiveScience, Selasa (23/2/2010).
Seperti dalam episode di musim 8 terdapat dua pasien yang dirawat di
rumah sakit setelah pingsan akibat berlari selama 1 mil (1,6 km).
Sementara tahun ini dalam musim 9 dibuka tantangan yang lebih berat
karena peserta harus berlari sejauh 26,2 mil (42 km), hal ini membuat
satu peserta terserang kram parah sedangkan kontestan lainnya dirawat
akibat kelelahan.
Produser acara mengungkapkan bahwa kontestan berada di bawah pengawasan
medis dan mengatakan sifat ekstrim yang ada dikompetisi adalah
inspirasi bagi pemirsa. Padahal tentu saja ada risiko kesehatan serius
yang bisa terjadi pada peserta.
"Menurunkan berat badan memang ide yang sangat bagus karena dapat
mengurangi risiko jantung, diabetes, tekanan darah tinggi atau penyakit
lain jika dilakukan dengan benar. Tapi jika caranya salah justru bisa
memperparah obesitas yang ada dan risiko lainnya," ujar Wolin-Riklin.
Wolin-Riklin menuturkan cara yang sehat untuk menurunkan berat badan
adalah dengan melakukan perubahan sedikit demi sedikit sehingga
berkesempatan untuk mengubah gaya hidup sehatnya menjadi lebih lama.
Tapi cara yang dilakukan dalam 'The Biggest Loser' sepertinya jauh dari
dunia nyata.
Para peserta dipaksa untuk latihan keras selama 5-6 jam sehari, makanan
diawasi ketat dan dipaksa untuk menurunkan dua digit pound berat
badannya dalam satu minggu, peserta yang persentase kehilangan berat
badannya sedikit akan dipulangkan.
Menurut Robert Kushner, direktur klinis Northwestern University
Comprehensive Center on Obesity, tingkat penurunan berat badan yang
aman dan sehat sekitar 1-2 pounds per minggu (0,45 kg-1 kg).
Para ahli mengatakan kehilangan berat badan secara cepat dan drastis
akan berisiko terkena batu empedu, defisiensi mineral, kehilangan
jaringan otot serta mengurangi kepadatan tulang.
Sedangkan awal latihan yang berat dapat menyebabkan masalah dehidrasi,
gangguan keseimbangan elektrolit dan fungsi jantung serta menambah
beban pada tulang yang sudah mengalami stres.
"Beberapa mantan peserta Biggest Loser telah kembali ke berat badanya
semula dan hidup seperti dulu lagi, hal ini tidak mengejutkan bagi
saya. Akan menjadi hal yang sangat sulit bagi mereka untuk
mempertahankan pola hidup sehatnya akibat penurunan berat badan yang
cepat," ungkap Kushner.
Cara aman dan lebih sehat dalam menurunkan berat badan agar bisa
permanen adalah dengan membuat perubahan kecil, seperti peningkatan
waktu latihan atau mengganti makanan yang tidak sehat dengan yang sehat
secara bertahap.
"Kami tidak menginginkan perubahan ekstrim dalam gaya hidup seseorang,
tapi menginginkan perubahan yang bisa dipertahankan untuk jangka
pajang," tambahnya.