PALEMBANG, KOMPAS.com--Kesenian tradisional dan budaya Sumatera Selatan sekarang ini terancam punah akibat adanya arus globalisasi, sehingga warisan budaya daerah itu tidak lagi dipelajari generasi penerus.
Sudah banyak kesenian daerah dan budaya Sumsel tidak terdengar lagi di kampung-kampung akibat adanya arus globalisasi, kata Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel, H Musyrif Suwardi ketika menerima Pengurus Dewan Kesenian Sumsel di Palembang, Senin.
Pengurus Dewan kesenian itu menghadap Pemerintah Provinsi Sumsel sehubungan akan menerima bantuan sebagaimana dijanjikan Gubernur beberapa waktu lalu.
Direncanakan gubernur Sumsel akan meningkatkan bantuan untuk Dewan Kesenian Daerah dari Rp200 juta menjadi Rp2 miliar.
Lebih lanjut Sekda mengatakan, bantuan tersebut terkait dengan kondisi kesenian tradisional dan budaya daerah yang terancam punah itu, sehingga mulai dari sekarang perlu dilestarikan.
Oleh karena itu tugas Dewan Kesenian Sumsel untuk melestarikan kesenian dan budaya yang ada supaya keberadaannya tetap bergema, ujar dia pula.
Dikatakannya, upaya pelestarian antara lain melalui berbagai kegiatan termasuk dalam Festival Sriwijaya yang dilaksanakan di Jakabaring Palembang pertengahan Juni 2010.
Ketua Umum Badan Pekerja Harian Dewan Kesenian Sumsel, dr Zulhair Ali mengatakan, upaya melestarikan kesenian daerah ini pihaknya telah bekerjasama dengan jajaran Radio Republik Indonesia (RRI) setempat.
RRI sekarang ini sudah rutin melaksanakan siaran kesenian "Batang Hari Sembilan" yang merupakan salah satu kesenian daerah Sumsel, kata dia lagi.
Selain itu pihaknya akan mendata seluruh kesenian dan budaya tradisional yang ada di 11 kabupaten dan empat kota di Sumsel untuk program kegiatan pelestarian, kata dia.
Ketika ditanya bantuan gubernur untuk Dewan Kesenian, ia mengatakan, memang gubernur akan membantu Rp2 miliar.
Namun, berdasarkan aturan Dewan Kesenian harus mengusulkan kegiatan yang akan dilaksanakan supaya bantuan tersebut dapat direalisasikan, tambah dia.
Penulis: JY | Editor: jodhi | Sumber : ANT