Edrick Tjandra dikenal sering berutang saat masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Bahkan ibunya sampai datang ke sekolah hanya untuk melunasi utangnya.
“Iya, gue dulu masih sekolah di SMP memang suka ngutang. Bayarnya akhir bulan, nanti yang bayar nyokap akhir catur wulan. Makanya dulu nyokap pasti ke kantin kalau ke sekolah,” ujar Edrick ditemui di Studio Penta, Kebon Jeruk, Jakarta, belum lama ini.
Sikap jahil Edrick yang kocak memang sudah tampak sejak SMP. Berutang saja, dia meminta diskon 50 persen.
“Biasanya Rp50 ribu, tapi bayarnya Rp25 ribu. Jadi gue bilang sama ibu kantinnya, setengah harga ya tante bayarnya,” kelakar Edrick.
Kelakuan Edrick berutang bukan karena dia tak punya uang, melainkan buat lucu-lucuan saja. Dia bersyukur, hal itu tidak terbawa sampai sekarang.
“Dulu SMP Rp5 ribu. Gara-gara tukang utang, jadi ditambahin Rp10 ribu. Terus SMA uang jajannya jadi Rp15 ribu,” kata dia.
Saat duduk di bangku SMA, Edrick pernah mencoba mendatangi toko tempat dia berutang. Ternyata, toko tersebut sudah tutup.
“Wah pasti jadi bangkrut nih gara-gara sering gue utangin. Jadi merasa bersalah,” tukas Edrick.
Dia bersyukur berutang tidak jadi kebiasaannya kini. Dulu, kata Edrick, kalau berutang hanya makanan, sementara kalau beli barang langsung bayar.
“Utang itu kan janji. Jadi kalau sekarang beli apa-apa cash. Gue punya kartu kredit tapi limitnya nggak lebih dari 3 juta per bulan. Karena gue orangnya boros,” pungkasnya.