Whooila!
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Whooila!

Whooila! adalah tempat ngobrol santai
 
IndeksIndeks  Latest imagesLatest images  PendaftaranPendaftaran  Login  
Belum terdaftar di Forum Whooila! [Daftar Sekarang!!] // Mau Liat yang aneh-aneh?? Klik Disini!!

Bagikan
Share | 
 

 Ditindih untuk Hilangkan Rasa Sakit - [Whooila!]

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down 
PengirimMessage
dh4nieamaly
[V.I.P Member]
dh4nieamaly

Jumlah posting : 69
Points : 6452
Reputation : 0
Join date : 23.02.10
Lokasi : Citayem city

Ditindih untuk Hilangkan Rasa Sakit Vide
PostSubyek: Ditindih untuk Hilangkan Rasa Sakit   Ditindih untuk Hilangkan Rasa Sakit EmptyFri Feb 26, 2010 3:16 pm

Ditindih untuk Hilangkan Rasa Sakit

Namanya Katiyem. Belakangan ini, warga Pojok, Gondang, Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri yang dinyatakan lumpuh oleh dokter itu menarik perhatian masyarakat sekitar. Ia selalu minta ditindih untuk mengurangi rasa sakitnya. Berikut laporannya.

TANGAN Katiyem (46) langsung menarik kaos suaminya, Laman (59), begitu ada banyak orang yang datang. Ada kesan takut yang teramat sangat. Ya, ia seperti ketakutan dengan orang lain.

Padahal sesungguhnya orang yang mendatangi bermaksud menjenguknya. Tak hanya lewat tangan, roman perempuan tersebut juga cukup mengungkap akan kesan takutnya.

’’Ini saja sudah mendingan. Sebelum dibawa ke rumah sakit, ibu malah tidak bisa lepas dari keinginan untuk selalu ditindihi,’’ kata Tukini, putri pertama Katiyem dengan Laman.

Begitulah, Katiyem memang mengidap penyakit aneh. Menurut Laman, dokter puskesmas pernah mendiagnosa istrinya mengidap sakit kelumpuhan. Namun bukan itu saja yang membuat lelaki tersebut merasa prihatin. Tapi juga karena sejak sakit, istrinya punya kebiasaan selalu ingin ditindihi tubuhnya. Terutama di dadanya.

Sejak saat itu, berbagai pengobatan ditempuh. Mulai dari Puskesmas hingga pergi ke dokter. Namun hingga sekarang penyakit Katiyem masih belum juga sembuh.
Sejak Rabu (6/1) siang, perempuan tersebut dirawat di Rumah Sakit (RS) Daerah Moewardi Solo. ’’Tapi untuk membawa ke RS Moewardi juga bukan pekerjaan mudah. Sebab ibu selalu menolak ketika diajak mondok (rawat inap),’’ kata Tukini yang semalam ikut menunggui ibunya.


Sakit Pinggang

Apa yang membuat Katiyem menderita sakit seperti itu? Cukup panjang sejarahnya, sebagaimana yang diceritakan oleh Laman dan Tukini. Siapa sangka jika sebenarnya bermula dari sakit pinggang delapan tahun lalu.
Lelaki yang kesehariannya bekerja sebagai petani itu kemudian menarik kembali kenangan tentang awal mula dari masa keprihatiannya. Menurut dia, istri tercintanya itu hanya mengeluh pusing dan sakit pinggang. Maka, dia pun tak terlalu khawatir.

Tapi lambat laun, Katiyem merasakan bahwa penyakitnya bertambah parah. Tak tahu apa penyebabnya, tubuhnya pun akhirnya ambruk dan tak berdaya. Ya, setelah dua tahun merasakan pusing dan pinggang selalu sakit, perempuan itu pun kemudian menderita seperti apa yang didiagnosa dokter yakni terserang lumpuh. Ia pun tak bisa ke mana-mana kecuali hanya tergolek di tempat tidur.

Yang membuat Laman semakin sedih adalah ketika penderitaan istrinya itu tak hanya menerpa fisik, tetapi juga psikisnya. Dia mengaku seperti ada yang menarik-narik tubuhnya, meski sebenarnya tak ada yang melakukan itu.
“Lalu tiba-tiba istri saya selalu minta ditindih dengan kaki dan ndhangkol. Kebiasaan itu terus berlangsung hingga sekarang karena itu katanya bisa mengurangi rasa sakit,’’ jelas dia.

Akibatnya, Laman beserta anggota keluarga yang lain tak bisa jauh dari Katiyem. Selama enam tahun sejak 2003, secara bergantian dari pagi hingga malam hari, Laman dengan ketiga putrinya (Tukini, Puji dan Sundari) menindih. Mereka bergantian mengurusi kebutuhan Katiyem, mulai dari makan, minum, termasuk saat buang air kecil dan besar.

’’Karena keterbatasan tenaga, kami bahkan sering meminta bantuan saudara hingga tetangga untuk menindih istri saya,’’ katanya.
Lantas tidakkah diupayakan pengobatan yang lebih maksimal? Menurut Laman, berbagai upaya sudah dilakukan. Mulai dari berobat ke alternatif hingga medis. Namun semua usaha itu sia-sia, karena hingga sekarang belum ada tanda-tanda kesembuhan.

’’Padahal, biaya yang dikeluarkan sudah cukup banyak. Rumah dan tanah sudah habis terjual,’’ tandas Laman. Tentu kondisi yang demikian sangat memberatkan. Apalagi keluarga Laman tergolong keluarga dengan ekonomi yang pas-pasan.
Ironisnya lagi, pekerjaan sebagai petani belakangan juga harus sering ditinggalkan karena Katiyem tak bisa ditinggal jauh. Praktis pendapatannya nyaris tak ada kecuali berharap bantuan dari para dermawan.

’’Kami sering menerima bantuan beras dari tetangga sebelah. Selain itu kami juga pernah mendapat bantuan dari Dinas Sosial Wonogiri berupa uang Rp 300 ribu per bulan selama satu tahun (2009),’’ kata Tukini.
Semalam, setelah mendapat perawatan di RS Moewardi, ada perkembangan yang lumayan baik dari Katiyem. Ia agak lama tak lagi ditindih. Meski tangannya masih tak mau jauh dari tubuh suami dan istrinya.

Meski pula acap kali perempuan yang badannya sedemikian kurus itu terus saja meminta untuk ditindihi. ’’Atas saran dokter, kami memang diminta diam saja jika istri saya minta ditindih. Ini sudah berlangsung selama 6 jam sejak masuk rumah sakit,’’ kata Laman.
Itulah penyakit yang diderita oleh Katiyem. Boleh jadi ia memang terserang penyakit lumpuh. Tapi apa yang membuat dia selalu ingin ditindih? Hingga semalam masih belum juga terjawab.

Sementara hasil cek medis yang dilakukan pihak rumah sakit juga belum keluar hasilnya. Kasubag hukum & humas RSUD Moewardi Mulyanti AMK SH MKes mengatakan pihaknya masih menangani lebih lanjut penyakit yang diderita pasien tersebut.

Sumber :Merdeka.com
Kembali Ke Atas Go down
 

Ditindih untuk Hilangkan Rasa Sakit

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Whooila! :: Bla Bla Bla :: Warung Kopi-


Free forum | Seni | Hobbies | ©phpBB | Free forum support | Report an abuse | Latest discussions